Skip to main content

Pentingnya Ucapan Menentukan Nasibmu

MASA DEPANMU ADA PADA UCAPANMU



Judul di atas adalah pesan singkat dari seorang sahabat di Medan. Beliau hebat klas kakap usahanya, konglomerat dan nasionalis betul. Milyaran rupiah tiap tahun disumbangkan buat mendidik anak - anak muda. Punya idealis tinggi dalam memberdayakan anak muda agar jadi pengusaha melalui kampus miliknya. 

Pesan itu tak jauh beda artinya dengan pesan Kakek saya dulu saat saya masih kuliah sambil kerja. Saat liburan ikutan ke sawah memetik cabe. Sambil cerita kalau saya di Surabaya sambil jualan buku dari pintu ke pintu. Ujar Kakek " Kalau sapi yang dipegang talinya, tapi kalau kita ucapannya ". Apalagi jika itu bagi pelaku usaha/pebisnis lebih erat lagi.

Artinya jika punya mimpi jadi pelaku usaha  yang hebat di masa mendatang. Maka lupakan mimpi indah tersebut, jika ucapan kita tak bisa dipegang jadi pedoman. Misal omdo atau plin plan. Ingkar janji. Berkata bohong. Itu fatal. Harus benar - benar ucapannya bisa dipegang, jika tidak itulah pembunuh usaha kita. Pembunuh masa depan kita.


Ketika di malam hari dalam kesendirian seperti ini, ingin berbagi pengalaman. Jadi ingat bahwa saya dulu tahun 1997 jadi supplier pabrik kertas raksasa di Porsea Sumut. Wujudnya 3.000 ton/bulan cangkang sawit bahan bakar steam boiler dan 500 ton/bulan batu kapur pemutih kertas. Juga bermodalkan dengkul saja. Modal nol. Modalnya hanyalah kepercayaan. Menjaga agar ucapan bisa dipegang.

Puji syukur cangkang sawit bisa berjalan hingga 5 tahun. Batu kapur dari Padang Panjang Sumbar bisa berjalan 3 tahun. Praktis bisa menabung lumayan banyak dan jadi kebun. Bahkan karenanya di antara kami jadi bagai saudara saja. Karena banyak masyarakat dapat pekerjaan karena proyek tersebut. Ekonomi di sekitaran tungku pembakar batu jadi bergerak hidup. Kalau pas ke sana dijamu dengan hangatnya. 


Wayan Supadno

Comments

Popular posts from this blog

Dampak Inflasi terhadap Iklim Usaha

PROBLEMATIKA IKLIM USAHA Prinsipnya, saya pribadi sangat memahami jika pemerintah berusaha mengendalikan agar harga pangan stabil tetap bisa kompetitif murah wajar. Agar inflasi tidak naik yang berdampak pada proses mengerek interest rate (suku bunga) bank. Dampak lanjutannya biaya produksi naik akibat upah kerja yang minta naik. Ekstrimnya lagi jika inflasi naik maka angka kemiskinan sulit diturunkan. Makin tidak kompetitif lagi. Kondisi seperti ini pasti sangat dihindari oleh semua pemimpin. Fokus pada biaya pembiayaan yang kalau diaudit selama ini paling besar kontribusinya menaikkan angka inflasi adalah sektor pangan dan transportasi (BPS). Sehingga sering langkah cepatnya dengan cara impor pangan murah agar kembali turun. Inflasipun kembali stabil. Di balik proses itu semua, adanya harga pangan naik sesungguhnya karena jumlah pasokan (produksi) lebih sedikit dibanding permintaan pasar atau karena harga di dalam negeri jauh lebih mahal dari harga di luar negeri. Singkatn...

Hindari Hal Ini Agar Terhindar Dari Banjir

Sebuah Percikan Permenungan: JANGAN MERUSAK LINGKUNGAN! Banjir di Jabodetabek kembali hadir menyambut datangnya tahun 2020. Dampak banjir ini sudah menelan korban jiwa sebanyak 9 orang wafat dan ribuan yang mengungsi di berbagai tempat serta kerugian harta benda. Sebab musabab musibah banjir pun menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi (80%) material Reklamasi Teluk Jakarta yang diambil di Bogor, buruknya manajemen drainase, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan pembangunan yang tak ramah lingkungan diperkirakan berkontribusi menjadi faktor penyebab  banjir tersebut selain tingginya curah hujan di Jabodetabek. Ada baiknya, kita semua melakukan introspeksi untuk  merenungkan "Warning" dari Penguasa Alam Semesta ini, "Laa tufsidu fil ard". Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi! Curah hujan yang tinggi  bukanlah alasan utama penyebab banjir karena pada hakekatnya air hujan diturunkan ...

Ideoligi Pancasila dalam Teori Analisis Sistem Politik

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Indonesa sebagai Negara yang merupakan salah satu dari sekian banyak Negara di dunia yang menganut system Demokrasi. Karena Negara demokrasi telah di anggap sebagai sebuah ideology yang pantas di terapkan di Negara yang sudah berusia 69 tahun ini, sehingga rakyat adalah sumber kekuatan terbesar dalam Negara Demokrasi. Sebagaimana selogannya “Dari Rakyat, oleh Rakyat dan Untuk Rakyat”, sehingga untuk menentukan pemimpin di tingkat daerah, provinsi maupun pusat ada proses pemilihan yang dilakukan langsung oleh rakyat itu sendiri atau biasa disebut Pemilu. Dalam pemilu terakhir kemarin yaitu pada masa pemilihan Presiden 2014, banyak polemic di tubuh Negara Indonesia. Khususnya terkait masalah hukum atau undang-undang yang terkait pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Dan hingga saat ini pergulatan yang belum selesai di tubuh parlemen kita yakni dua kubu yang semasa pemilu presiden 2014 belum mampu berdamai juga. Ku...