Skip to main content

Banyak Perusahaan Bangkrut (Pailit)

MEMAHAMI KONDISI PAILIT (BANGKRUT)


Bangkrut dan pailit, banyak pihak mengartikan beragam sesuai sudut pandangnya. Bahkan sebagian ada yang mengatakan bahwa itu hanya berlaku untuk perusahaan berbadan hukum usaha saja. Menurut saya beda lagi.

Pemahaman saya, bangkrut bisa terjadi pada siapa saja termasuk kepada usaha perorangan apalagi pada badan usaha yang punya legalitasnya. Pendek kata, sebuah keadaan di mana kewajibannya untuk harus membayar sudah melampaui dari kemampuan yang dimilikinya.

Contoh konkretnya ;

Seseorang punya tanah dan rumah senilai Rp 100 juta dan kendaraan Rp 75 juta. Punya stok barang dagangan Rp 15 juta. Punya tabungan maupun dana segar  Rp 10 juta. Total aset yang dimiliki Rp 200 juta.

Lalu karena punya usaha perdagangan/supplier, ada pesanan yang senilai Rp 350 juta dengan perkiraan dapat laba Rp 50 juta, karena modalnya Rp 300 juta. Yang pesan mitra usahanya selama yang dijalani dibayar dengan displin sesuai harapan, tepat waktu dan tepat jumlahnya.

Lalu demi memacu percepatan menaikkan usaha. Pesanan dipenuhi. Akhirnya untuk memenuhi  barangnya sendiri senilai Rp 25 juta dan memakai barang pihak lain senilai Rp 275 juta. Total modal Rp 300 juta. Ternyata tidak dibayar sama sekali. Akhirnya Si A punya utang Rp 275 juta padahal total asetnya hanya Rp 200 juta.  Minus Rp 75 juta. Itulah bangkrut.

Lalu kita bayangkan, seseorang punya ilmu tinggi dan dana banyak saja kadang belum berani memulai berusaha yang pasti bisa memenuhi dua azas yaitu menambah nilai laba dan menambah nilai manfaatnya. Apalagi jika kondisi minus seperti di atas. Pasti akan makin sulit dan rumitnya.

Saat tagihan datang akan teramat malu karena aset ada tapi dana segar tiada dan kalaupun aset dijual semua tetap tidak cukup juga untuk mengatasinya. Di sinilah masalah makin rumit jika panik tanpa tenang. Hanya dengan tenang, konsolidasi dan membuat strategi baru dasar analisa matang semua akan selesai dengan sendirinya.

" Tiada keputusan bernuansa bijak cerdas jika saat memutuskan dalam keadaan tidak tenang, apalagi dengan suasana emosi ".

Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani.

Comments

Popular posts from this blog

Silahkan Impor, Tapi Perhatikan Juga Dampaknya

MENGURAI DAMPAK IMPOR Wayan Supadno Sesungguhnya ekspor impor adalah hal biasa karena hanyalah proses perdagangan antar negara karena tak kan mungkin satu negara mampu memenuhi semua kebutuhannya oleh dirinya sendiri (total swasembada). Pasti sebagian kebutuhannya harus tergantung dari negara lain (impor). Hanya akan jadi masalah jika nilai impornya lebih besar dari nilai ekspornya. Defisit. Cadangan devisa beresiko. Proses terjadinya impor normatif akibat dari banyak hal. Di antaranya saat daya pasokan kurang dibandingkan jumlah kebutuhan, saat harga impor jauh lebih murah dari pada harga barang yang ada di dalam negeri.  Tentu menjadikan hal tersebut berdampak bukan hanya pada neraca perdagan saja. Tapi juga berdampak pada makin meluasnya angkatan kerja di luar negeri. Sekaligus menyempitkan angkatan kerja di dalam negeri terkait barang tersebut. Pernyataan di atas dulu sering kali disampaikan oleh Bp BJ Habibie. Contoh sedehananya : 1. Gula, kita impor 7 juta to...

Dampak Inflasi terhadap Iklim Usaha

PROBLEMATIKA IKLIM USAHA Prinsipnya, saya pribadi sangat memahami jika pemerintah berusaha mengendalikan agar harga pangan stabil tetap bisa kompetitif murah wajar. Agar inflasi tidak naik yang berdampak pada proses mengerek interest rate (suku bunga) bank. Dampak lanjutannya biaya produksi naik akibat upah kerja yang minta naik. Ekstrimnya lagi jika inflasi naik maka angka kemiskinan sulit diturunkan. Makin tidak kompetitif lagi. Kondisi seperti ini pasti sangat dihindari oleh semua pemimpin. Fokus pada biaya pembiayaan yang kalau diaudit selama ini paling besar kontribusinya menaikkan angka inflasi adalah sektor pangan dan transportasi (BPS). Sehingga sering langkah cepatnya dengan cara impor pangan murah agar kembali turun. Inflasipun kembali stabil. Di balik proses itu semua, adanya harga pangan naik sesungguhnya karena jumlah pasokan (produksi) lebih sedikit dibanding permintaan pasar atau karena harga di dalam negeri jauh lebih mahal dari harga di luar negeri. Singkatn...

Bagaimana agar Bisnis Optimal ?

OPTIMALISASI PELUANG PADA RUAS - RUAS BISNIS Sekitar 1,5 tahun lalu, salah satu perusahaan besar sehat dan sudah _Tbk_. Mengadakan acara rapimnas sekaligus rakornas para penelitinya. Kebetulan saya dapat undangan ngisi acara diskusi hal pupuk hayati. Sungguh proses pembelajaran ilmu hikmah. Arus kas nya dibuka sehingga tahu persis cabang usaha mana yang paling produktif dan cabang usaha mana yang masih jadi benalu. Di antara yang memberi kontribusi diurai lagi secara hukum pareto., ketemulah yang paling besar kontribusinya. Pada kebunnya yang luas tersebut ternyata kontribusi terbesarnya dari pupuk hingga 60% nya dari total biaya produksinya. Lalu dibuatlah perusahaan yang tupoksinya membuat formula kebutuhan pupuk kimia, impor bahan jadi distop beralih membuat formula sendiri dan memelihara sapi sebagai pabrik pupuk organik. Hasilnya bisa menekan biaya lagi hingga 30% dibanding beli yang sudah jadi siap aplikasi. Bahkan kapasitas produksi pabrik formulanya ditingkatkan guna...