Kisah motivasi untuk diterapkan oleh para calon pengusaha sukses.
MENGENANG LANGKAH PERTAMA MEMASUKI DUNIA USAHA
Wayan Supadno
*" Ingat, Nabi Isa Almasih saja lahir di palungan jadi Insan panutan umat sedunia. Apalagi anak tentara. Kamu adikku sekaligus harapanku karena kita sesama perwira. Tetap tegar penuh semangat dan keikhlasan.
Khusus ke Bu Wayan sekalipun suamimu di hutan jadi Guru/Pelatih di Dodiklatpur, jangan takut jika sewaktu - waktu anaknya lahir. Kami tetap ada di dalam kesetiaan sesama prajurit ". Itulah pesan Danrindam l/BB Pematang Siantar Sumut. Beliau adalah Bp Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago. Pesan itu tepat 10 Januari 1995 tapi hidup dalam ingatan kami sekeluarga hingga sekarang. Tentu masih banyak nasihat bijaknya.*
Tanggal tersebut bersejarah bagi kami sekeluarga. Genap 24 tahun kami mengajukan utamg ke Primkopad Rindam l/BB Pematang Siantar Sumut. Sebesar Rp 700.000. Cairnya tanggal 12 Januari 1995 dan tanggal 19 Januari 1995 anak lahir dengan selamat. Dana tersebut Rp 200.000 buat ucapan terima kasih ke Dr D. Siltonga SpOG karena tidak mau menerima dana jasa dari kami. Sisa Rp 500.000 saya bagi Rp 400.000 untuk beli Vespa Kongo 1963 dan Rp 100.000 buat modal usaha. Mungkin setara Rp 1 juta saat ini.
Proses di atas sering kali saya publikasikan, utamanya kepada kawula muda tunas bangsa, dengan harapan mereka tahu bahwa prosesnya tidak juga mudah tak ubahnya ayam mengerami telurnya.
Butuh menahan diri tirakat agar terkendali akibat Tuhan meridhoi. Agar tahu bahwa sayapun berawal dari titik nol, ibaratnya tanpa modal minim waktu juga minim ilmu maupun pengalaman.
Dengan empiris saya pribadi akan jadi bahan pembelajaran. Agar tiada lagi yang menuduh bahwa saya terlahir dari keluarga berada bahkan konglomerat dan lainnya.
Jika mereka kelak ramai - ramai jadi wirausahawan mandiri maka akan terjadi simpul masyarakat menggerakkan ekonomi masyarakat dan terakumulasi jadi kontributor pembangunan nasional.
Nilai manfaat hidupnya makin bertambah. Jika mimpi saya mereplikasi diri sesuai harapan tentu makin banyak pembayar pajak, pencetak devisa, pencetak lapangan kerja, tak perlu banyak menghadirkan investor asing (PMA), alam, hasil riset jadi inovasi dan pangsa pasar yang kaya raya milik Indonesia bisa dinikmati oleh warganya sendiri.
Tentu yang terjadi sama lazimnya orang lain, di antara nya :
1. Usaha apa yang mudah dilakukan tapi rendah resiko dan fisibel. Pasarnya jelas, labanya sehat, cepat kembali modal.
2. Bagaimana caranya memulai padahal modalnya cuma Rp 100.000, untuk usaha apapun rasanya serba tidak cukup. Terlalu sulit mengatur dana dibandingkan kebutuhan. Benar - benar belajar ilmu keuangan yang sebenarnya.
3. Bagaimana mengelola waktu karena dinas militer yang jadi Guru/Pelatih di Rindam l/BB Pematang Siantar Sumut saat itu sudah butuh totalitas dan loyalitas. Terlalu seing mengikuti murid di hutan saat latihan di Dodiklatpur. Habis waktu tapi usaha harus jalan asal halal.
4. Kemampuan tentu juga ragu dengan diri sendiri. Karena bukan dari keluarga wirausahawan, tak pernah kuliah di ekonomi bisnis. Tak juga punya pengalaman hal usaha. Adanya hanya mental tekat bulat mau berubah.
Belum lagi dapat hama penyakitnya calon wirausahawan yaitu sindiran hinaan pihak lain. Apalagi iri dengki srei pasti slalu terjadi. Itu wajar, pro kontra tak ubahnya Presiden Indonesia mulai dari Bung Karno hingga Pak Jokowi, juga ada bumbu pro kontra agar makin sedap saja proses dan hasilnya.
Satu keyakinan bahwa dengan dukungan keluarga, doa restu Orang Tua dan ridho Nya. Tiada yang mustahil dalam kuasa Nya.
Salam Kemandirian 🇮🇩
Pak Tani
Pak Tani
Comments
Post a Comment