OPTIMALISASI PELUANG PADA RUAS - RUAS BISNIS
Sekitar 1,5 tahun lalu, salah satu perusahaan besar sehat dan sudah _Tbk_. Mengadakan acara rapimnas sekaligus rakornas para penelitinya. Kebetulan saya dapat undangan ngisi acara diskusi hal pupuk hayati.
Sungguh proses pembelajaran ilmu hikmah. Arus kas nya dibuka sehingga tahu persis cabang usaha mana yang paling produktif dan cabang usaha mana yang masih jadi benalu. Di antara yang memberi kontribusi diurai lagi secara hukum pareto., ketemulah yang paling besar kontribusinya.
Pada kebunnya yang luas tersebut ternyata kontribusi terbesarnya dari pupuk hingga 60% nya dari total biaya produksinya. Lalu dibuatlah perusahaan yang tupoksinya membuat formula kebutuhan pupuk kimia, impor bahan jadi distop beralih membuat formula sendiri dan memelihara sapi sebagai pabrik pupuk organik.
Hasilnya bisa menekan biaya lagi hingga 30% dibanding beli yang sudah jadi siap aplikasi. Bahkan kapasitas produksi pabrik formulanya ditingkatkan guna melayani kebutuhan pupuk masyarakat sekitarnya. Ujungnya perusahaan formulasi pupuk kimia justru ikut menambah labanya bukan lagi jadi beban.
Begitu juga pada ruas kandang sapinya. Karena kebutuhan pakan jumlah besar maka dibuat pabrik formula pakan sapinya. Kapasitas produksi juga dinaikkan guna melayani kebutuhan masyarakat sekitar. Jadi sumber kontributor laba baru lagi.
Ternyata tidak berhenti di situ saja. Ruas sarana pra sarana kebun setelah diaudit pengeluarannya hingga ratusan milyar/tahunnya. Lalu tidak mau lagi impor dari Malaysia. Membuat perusahaan khusus produksi sarana pra sarana kebun. Jadi sumber kontributor laba baru lagi.
Setelah saya tanya ke Jajaran Direksi dan Komisarisnya pasca acara saat ngopi santai. Itu semata - mata agar nol limbah bisnis. Jika limbah bisnis diberdayakan maka akan jadi bisnis baru. Hanya mau atau tidak lebih jeli lagi. Itu dilakukan oleh tim analisa intelijen bisnisnya. Hem, luar biasa.
Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani
Sekitar 1,5 tahun lalu, salah satu perusahaan besar sehat dan sudah _Tbk_. Mengadakan acara rapimnas sekaligus rakornas para penelitinya. Kebetulan saya dapat undangan ngisi acara diskusi hal pupuk hayati.
Sungguh proses pembelajaran ilmu hikmah. Arus kas nya dibuka sehingga tahu persis cabang usaha mana yang paling produktif dan cabang usaha mana yang masih jadi benalu. Di antara yang memberi kontribusi diurai lagi secara hukum pareto., ketemulah yang paling besar kontribusinya.
Pada kebunnya yang luas tersebut ternyata kontribusi terbesarnya dari pupuk hingga 60% nya dari total biaya produksinya. Lalu dibuatlah perusahaan yang tupoksinya membuat formula kebutuhan pupuk kimia, impor bahan jadi distop beralih membuat formula sendiri dan memelihara sapi sebagai pabrik pupuk organik.
Hasilnya bisa menekan biaya lagi hingga 30% dibanding beli yang sudah jadi siap aplikasi. Bahkan kapasitas produksi pabrik formulanya ditingkatkan guna melayani kebutuhan pupuk masyarakat sekitarnya. Ujungnya perusahaan formulasi pupuk kimia justru ikut menambah labanya bukan lagi jadi beban.
Begitu juga pada ruas kandang sapinya. Karena kebutuhan pakan jumlah besar maka dibuat pabrik formula pakan sapinya. Kapasitas produksi juga dinaikkan guna melayani kebutuhan masyarakat sekitar. Jadi sumber kontributor laba baru lagi.
Ternyata tidak berhenti di situ saja. Ruas sarana pra sarana kebun setelah diaudit pengeluarannya hingga ratusan milyar/tahunnya. Lalu tidak mau lagi impor dari Malaysia. Membuat perusahaan khusus produksi sarana pra sarana kebun. Jadi sumber kontributor laba baru lagi.
Setelah saya tanya ke Jajaran Direksi dan Komisarisnya pasca acara saat ngopi santai. Itu semata - mata agar nol limbah bisnis. Jika limbah bisnis diberdayakan maka akan jadi bisnis baru. Hanya mau atau tidak lebih jeli lagi. Itu dilakukan oleh tim analisa intelijen bisnisnya. Hem, luar biasa.
Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani
Comments
Post a Comment