Skip to main content

Dampak Inflasi terhadap Iklim Usaha

PROBLEMATIKA IKLIM USAHA

Prinsipnya, saya pribadi sangat memahami jika pemerintah berusaha mengendalikan agar harga pangan stabil tetap bisa kompetitif murah wajar. Agar inflasi tidak naik yang berdampak pada proses mengerek interest rate (suku bunga) bank.

Dampak lanjutannya biaya produksi naik akibat upah kerja yang minta naik. Ekstrimnya lagi jika inflasi naik maka angka kemiskinan sulit diturunkan. Makin tidak kompetitif lagi. Kondisi seperti ini pasti sangat dihindari oleh semua pemimpin.

Fokus pada biaya pembiayaan yang kalau diaudit selama ini paling besar kontribusinya menaikkan angka inflasi adalah sektor pangan dan transportasi (BPS). Sehingga sering langkah cepatnya dengan cara impor pangan murah agar kembali turun. Inflasipun kembali stabil.

Di balik proses itu semua, adanya harga pangan naik sesungguhnya karena jumlah pasokan (produksi) lebih sedikit dibanding permintaan pasar atau karena harga di dalam negeri jauh lebih mahal dari harga di luar negeri. Singkatnya produk di dalam negeri kurang kompeitif.

Adanya pasokan rendah dan yang ada mahal sesungguhnya karena " jeleknya iklim usaha " di Indonesia. Ini yang jarang disadari oleh banyak pihak. Bisanya cuma mrnyalahkan sektor penyedia (produsen) pangan kita. Ibararnya media biak mikrobanya kurang bagus untuk berbiaknya miroba yang dibutuhkan.

Pertanyaan timbul, kenapa di luar negeri bisa lebih murah, barang lebih bagus dan kompetitif ?

1. Di luar negeri suku bunga (interst rate) bank hanya 2%/tahun, bahkan Jepang 0%. Di Indonesia 12%. Selisihnya 10%/tahun pasti sangat membebani biaya produksi terakumulasinya.

Contoh.
Pabrik pupuk, mulai importir bahan baku, supplier pabrik, proses produksi di pabrik, distributor, agen, toko hingga pengguna hingga translortasinya memakai dana pinjaman bank. Kolektifnya sangat besar bunga banknya jadi beban pengusaha dan negara.

2. Infrastruktur bagi masyarakat yang belum tahu dianggap tidak penting. Padahal sangat - sangat penting. Jika jelek beban kolektifnya besar dan imbasnya juga besar sekali.

Contoh.
Sekitar 4 tahun silam saya mengirim pupuk dari Cibbubur ke Pangkalanbun Rp 24 juta/kontainer. Saat ini hanya Rp 19 juta/kontainer. Tapi kirim cocopeat (serbuk kelapa) dari Banyuwangi ke Pangkalanbun ongkos kirimnya hampir 2x lipatnya dari Banyuwangi ke RRC. Ini dampak turunan lanjutannya sangat panjang dan besar.

Tentu masih banyak variabel penyerta biaya produksi bagian dari iklim usha. Di antaranya adalah kemudahan mengurus ijin usaha, pajak, pungli, tata niaga dan lainnya. Ini sangat beda antara di Indonesia dibanding di luar negeri. Jika diadu produknya di pasar bebas maka sama artinya main sepak bola pada permukaan miring, mereka di atas bukit kita di bawah dataran rendah.

Dampaknya tanpa ditendangpun bola akan menggelinding ke kita. Solusinya perbaiki dengan serius iklim usaha sesuai intruksi Bapak Presiden yang berulang kali disampaikan, terakhir kalinya menekankan hal infrastruktur tol laut. Agar minimalkan impor dan perbaikan iklim usaha. Terpenting cetak/bangun insan start up sebanyak mungkin dan secepatnya.


Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani.

Comments

Popular posts from this blog

Bank dipersembahkan untuk pelaku Usaha

MEMAHAMI MAUNYA PERBANKAN Baru - baru ini Pemerintah meluncurkan program yang jadi perbincangan publik. Yaitu suku bunga bank yang rendah. Maksud tujuannya pasti guna merangsang agar makin banyak partisipasi masyarakat dalam upaya melahirkan pelaku usaha (wirausahawan/pengusaha) baru. Ilustrasinya .. Karena  program tersebut akan makin tercipta iklim usaha makin sehat lalu ada pemain  pelaku baru di dunia usaha, maka dampaknya ; 1. Andaikan terlahir 1 juta pengusaha baru lalu 1 orangnya merekrut pekerja 6 orang saja maka total tenaga terserap 7 juta orang. Maka habislah jumlah pengangguran saat ini yang 6,8 juta orang (BPS). Ini multiplier effect nya juga ke indek pembangunan manusia Indonesia. 2. Andaikan 1 juta pengusaha baru memutar dana di bank jadi ekonomi rill Rp 500 juta/orang usaha. Maka dana berputar Rp 500 milyar/bulan. Jika nilai tambahnya buat masyarakat pelaku 5% saja maka Rp 25 milyar/bulan. Jika selama 5 tahun maka dampaknya akan kuadran. Tentu masih banyak la

Pentingnya Bimbingan Wirausaha Bagi Anak

ILMU HIKMAH IMPROVISASI DIRI SEJAK DINI Setahun lalu, saya terperangah kaget sekitar jam-jam segini, jam 10 pagi. Di rumah saya di Kota Wisata Cibubur. Anak - anak SMA yang satu sekolah dengan anak saya, mereka datang berlima. Kompak solid mau berbuat sesuatu dengan pakaian olah raga mau mencari dana. Mereka menawarkan jasa mau menyuci mobil saya, agar dapat uang jasa. Karena oleh sekolahnya dapat tugas pada akhir semester harus punya kegiatan sosial salah satunya pentas seni. Tapi dilarang keras minta bantuan dengan segala macam propposal ke banyak tempat. Mereka Harus mandiri. Lihat lebih banyak praktek wirausaha siswa SMK Dana untuk acara tersebut harus dari keringatnya di luar jam sekolah. Misal membersihkan mobil, memasarkan produk tertentu dan lain sebagainya. Padahal saya tahu persis mereka adalah dari keluarga menengah ke atas semuanya. Mereka diantar sopir pribadi orang tuanya. Akhirnya saya persilahkan, anak saya brserta teman - temannya menyuci mobil saya lalu barul

Akar Dunia Usaha

MELATIH KEKUATAN AKAR DUNIA USAHA Sekitar tahun 1996, sekalipun usaha saya yang dari nol baru berusia satu tahun pertama kali tertipu relasi (purel) lalu rugi dan bangkrut. Salah satu usahanya mengumpulkan benih kacang - kacangan penutup lahan kelapa sawit muda (cover crops Puraria Javanica/PJ). Di Pematang Siantar Sumut tempat saya berdinas militer pertama kali seusai dilantik di Magelang merupakan sentra tanaman tersebut, di lahan milik PTPN IV. Masyarakat pada memanen lalu saya salah satu jadi pengepul dan dijual lagi di antaranya ke Pekanbaru Riau dan Palembang Sumsel, wilayah tersebut sebagai pengembangan sawit saat itu. Menyenangkan sekali karena melibatkan ekonomi masyarakat kecil secara besar - besaran. Bermanfaat. Sepulang dinas sore hari saya keliling untuk ke para pemetik tersebut dengan sepeda motor tua Vespa Kongo 1963. Jika sudah banyak mereka mengantar ke rumah dinas saya. Sekitar tiga kali mengirim ke Pekanbaru lancar. Kiriman ke empat kalinya, pembelinya minta