PENTINGNYA SINERGITAS ANTARA PEMERINTAH DAN PENGUSAHA
Ilmu hikmah, sebuah kisah inspiratif sekalipun belum tentu kisah itu non fiktif. Dulu jamannya Gubernur DKI Bp. Ali Sadikiin yang legendaris karena berjiwa visioner. Kawasan Ancol dianggap tertinggal karena terisolir. Ibaratnya dulu lokasinya jadi tempatnya Jin membuang anak. Hehe
Lalu Bp Gubernur Ali Sadikin mengundang Bp Ciputra sebagai pengusaha, diskusi hal kebutuhan tempat rekreasi keluarga untuk masyarakat se DKI. Agar saat liburan tidak tumpah di Puncak atau pergi ke luar negeri jadi kapital terbang. Sepakat Ancol jadi target pengembangannya. Dilepaskan dari status daerah terisolir jadi produktif jangka panjang.
Pak Gubernur membuat jalan penghubung dan fasilitas lainnya. Bp Ciputra sesuai profesinya investasi sipil lainnya. Jadilah Ancol saat ini yang nilai NJOP nya kontan melambung dan puluhan tahun jadi passive income pajak serta multiplier effect potsitif lainnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Belajar dari kisah di atas. Tahun 2003 saya meningkatkan status Klinik Satya Insani jadi RS Satya Insani di Pangkalankerinci Riau. Nilai investasinya puluhan milyar, saat itu kategori banyak. Agak menepi tepat di depan pabrik kertas terbesar se Asia. Guna mendekati pasar dominannya (Hukum Pareto). RS Satya Insani dengan 7 poli spesialis, 168 tempat tidur dan 2 ruang operasi.
Lalu saya menghadap ke Bupati dan Ketua DPRD Kab. Pelelawan saat mulai investasi. Tanpa serupiahpun saya dimintai uang taktis politis (korupsi). Justru pertanyaannya menyejukkan bersayap solutif ; apa masalahnya, apa kendalanya, apa yang bisa dibantu oleh Pemda. Akhirnya PLN dan PDM kontan disalurkan tidak pakai bumbu lama.
Walaupun akhirnya tahun 2009 RS Satya Insani dan Komplek Perumahan terjual. Akibat bangkrut sebab salah memilih mitra usaha di saat ekspansi perumahan di kabupaten lain. Tapi yang pasti saat ini rumah sakit tersebut terus berkembang pesat makin bermanfaat nyata bagi masyarakat luas.
Bahkan tumbuh bisnis baru di sekitarnya sebagai multiplier effect posistif lainnya.
Salam Sinergitas
Dari
Wayan Supadno
Pak Tani
Ilmu hikmah, sebuah kisah inspiratif sekalipun belum tentu kisah itu non fiktif. Dulu jamannya Gubernur DKI Bp. Ali Sadikiin yang legendaris karena berjiwa visioner. Kawasan Ancol dianggap tertinggal karena terisolir. Ibaratnya dulu lokasinya jadi tempatnya Jin membuang anak. Hehe
Lalu Bp Gubernur Ali Sadikin mengundang Bp Ciputra sebagai pengusaha, diskusi hal kebutuhan tempat rekreasi keluarga untuk masyarakat se DKI. Agar saat liburan tidak tumpah di Puncak atau pergi ke luar negeri jadi kapital terbang. Sepakat Ancol jadi target pengembangannya. Dilepaskan dari status daerah terisolir jadi produktif jangka panjang.
Pak Gubernur membuat jalan penghubung dan fasilitas lainnya. Bp Ciputra sesuai profesinya investasi sipil lainnya. Jadilah Ancol saat ini yang nilai NJOP nya kontan melambung dan puluhan tahun jadi passive income pajak serta multiplier effect potsitif lainnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Belajar dari kisah di atas. Tahun 2003 saya meningkatkan status Klinik Satya Insani jadi RS Satya Insani di Pangkalankerinci Riau. Nilai investasinya puluhan milyar, saat itu kategori banyak. Agak menepi tepat di depan pabrik kertas terbesar se Asia. Guna mendekati pasar dominannya (Hukum Pareto). RS Satya Insani dengan 7 poli spesialis, 168 tempat tidur dan 2 ruang operasi.
Lalu saya menghadap ke Bupati dan Ketua DPRD Kab. Pelelawan saat mulai investasi. Tanpa serupiahpun saya dimintai uang taktis politis (korupsi). Justru pertanyaannya menyejukkan bersayap solutif ; apa masalahnya, apa kendalanya, apa yang bisa dibantu oleh Pemda. Akhirnya PLN dan PDM kontan disalurkan tidak pakai bumbu lama.
Walaupun akhirnya tahun 2009 RS Satya Insani dan Komplek Perumahan terjual. Akibat bangkrut sebab salah memilih mitra usaha di saat ekspansi perumahan di kabupaten lain. Tapi yang pasti saat ini rumah sakit tersebut terus berkembang pesat makin bermanfaat nyata bagi masyarakat luas.
Bahkan tumbuh bisnis baru di sekitarnya sebagai multiplier effect posistif lainnya.
Salam Sinergitas
Dari
Wayan Supadno
Pak Tani
Comments
Post a Comment