Skip to main content

Antara Ilmu dan Praktek di Lapangan

MENDEKATKAN ILMU DENGAN FAKTA DI LAPANGAN

*" Belajar ilmu keuangan memang sulit, tapi lebih sulit lagi mengatur keuangan yang selalu kurang bahkan tidak ada uangnya sehingga harus skala prioritas. Belajar ilmu manajemen bisnis memang sulit, tapi lebih sulit lagi mewujudkan bisnis jadi besar bermanfaat nyata yang karena diawali dari nol. Seperti yang telah  dibuktikan oleh banyak insan legendaris. ". Itulah nasihat bijak menggelitik pada sebuah seminar di salah satu hotel di Jakpus 9 tahun silam.*

Pernyataan tersebut disampaikan oleh narasumber karena menjawab peserta yang bertanya, bagaimana kiatnya agar usaha segera berjalan dengan lancar. Karena berbagai ilmu sudah dilcobanya tetap juga menghadapi berbagai macam cobaan bahkan merugi hampir menghabiskan modalnya. Bahkan kadang hadir rasa putus asa untuk berhenti berusaha.

Lalu ditambah lagi, mungkin belum punya ilmu empiris menghadapi dinamisnya situasi di lapangan yang beragam. Yang tak selamanya sama masalahnya, antara pelaku satu dengan pelaku lainnya, sehingga kiat - kiat solusinya juga beda kasus per kasus. Tentu sesuai situasinya. Tak jauh beda dengan proses permainan olah raga permainan sepak bola, tenis meja maupun lapangan dan seterusnya.

Begitu juga dalam dunia usaha. Bersyukurlah pernah mengenyam pendidikan akademik formal sehingga punya acuan teori. Sekalipun harus banyak adaptasi dengan maunya keadaan di lapangan. Memdekatkan ilmu dengan di lapangan jadi fakta. Bisanya karena biasa, terkumpulnya jadi banyak karena dari sedikit demi sedikit. Kadang tak disadari bahwa fakta di lapangan tak sesederhana dengan ilmu yang dipahaminya.

Begitu juga hal ilmu agama atau budi pekerti atau kebaikan lainnya, belajar memahaminya tidak mudah. Tapi yang bisa konsisten mengamalkan ilmunya  yang dihafal tersebut juga jauh tidak mudah lagi.  Menyelaraskan antara pikiran, perkataan dan tindakan.  Berusaha menjadikan pekerjaan nyata bagian dari ibadah misal kegiatan acara seminar kali ini, termasuk hal tak mudah. Ittu ujarnya dalam penutup dari narasumber seminar tersebut.

Salam Kemandirian
Wayan Supadno
Pak Tani.

Comments

Popular posts from this blog

Bank dipersembahkan untuk pelaku Usaha

MEMAHAMI MAUNYA PERBANKAN Baru - baru ini Pemerintah meluncurkan program yang jadi perbincangan publik. Yaitu suku bunga bank yang rendah. Maksud tujuannya pasti guna merangsang agar makin banyak partisipasi masyarakat dalam upaya melahirkan pelaku usaha (wirausahawan/pengusaha) baru. Ilustrasinya .. Karena  program tersebut akan makin tercipta iklim usaha makin sehat lalu ada pemain  pelaku baru di dunia usaha, maka dampaknya ; 1. Andaikan terlahir 1 juta pengusaha baru lalu 1 orangnya merekrut pekerja 6 orang saja maka total tenaga terserap 7 juta orang. Maka habislah jumlah pengangguran saat ini yang 6,8 juta orang (BPS). Ini multiplier effect nya juga ke indek pembangunan manusia Indonesia. 2. Andaikan 1 juta pengusaha baru memutar dana di bank jadi ekonomi rill Rp 500 juta/orang usaha. Maka dana berputar Rp 500 milyar/bulan. Jika nilai tambahnya buat masyarakat pelaku 5% saja maka Rp 25 milyar/bulan. Jika selama 5 tahun maka dampaknya akan kuadran. Tentu masih banyak la

Pentingnya Bimbingan Wirausaha Bagi Anak

ILMU HIKMAH IMPROVISASI DIRI SEJAK DINI Setahun lalu, saya terperangah kaget sekitar jam-jam segini, jam 10 pagi. Di rumah saya di Kota Wisata Cibubur. Anak - anak SMA yang satu sekolah dengan anak saya, mereka datang berlima. Kompak solid mau berbuat sesuatu dengan pakaian olah raga mau mencari dana. Mereka menawarkan jasa mau menyuci mobil saya, agar dapat uang jasa. Karena oleh sekolahnya dapat tugas pada akhir semester harus punya kegiatan sosial salah satunya pentas seni. Tapi dilarang keras minta bantuan dengan segala macam propposal ke banyak tempat. Mereka Harus mandiri. Lihat lebih banyak praktek wirausaha siswa SMK Dana untuk acara tersebut harus dari keringatnya di luar jam sekolah. Misal membersihkan mobil, memasarkan produk tertentu dan lain sebagainya. Padahal saya tahu persis mereka adalah dari keluarga menengah ke atas semuanya. Mereka diantar sopir pribadi orang tuanya. Akhirnya saya persilahkan, anak saya brserta teman - temannya menyuci mobil saya lalu barul

Akar Dunia Usaha

MELATIH KEKUATAN AKAR DUNIA USAHA Sekitar tahun 1996, sekalipun usaha saya yang dari nol baru berusia satu tahun pertama kali tertipu relasi (purel) lalu rugi dan bangkrut. Salah satu usahanya mengumpulkan benih kacang - kacangan penutup lahan kelapa sawit muda (cover crops Puraria Javanica/PJ). Di Pematang Siantar Sumut tempat saya berdinas militer pertama kali seusai dilantik di Magelang merupakan sentra tanaman tersebut, di lahan milik PTPN IV. Masyarakat pada memanen lalu saya salah satu jadi pengepul dan dijual lagi di antaranya ke Pekanbaru Riau dan Palembang Sumsel, wilayah tersebut sebagai pengembangan sawit saat itu. Menyenangkan sekali karena melibatkan ekonomi masyarakat kecil secara besar - besaran. Bermanfaat. Sepulang dinas sore hari saya keliling untuk ke para pemetik tersebut dengan sepeda motor tua Vespa Kongo 1963. Jika sudah banyak mereka mengantar ke rumah dinas saya. Sekitar tiga kali mengirim ke Pekanbaru lancar. Kiriman ke empat kalinya, pembelinya minta