DINAMISNYA SITUASI MAKIN SULIT DIMENGERTI
*Ibaratnya, tak harus dikatakan atau dilakukan baru bisa dianalisa sebagai fortolio bahan keputusan beresiko tinggi. Tapi sudah tahu apa yang dipikirkan orang lain dan tahu keadaan yang tak terjangkau oleh pandangan mata sekalipun. Orang lain baru berpikir mau melakukan, tapi beluau sudah menjalani duluan. Tanpa dikatakan dan dilakukan tapi sudah tahu apa yang dipikirkan, sehingga tinggal disuplai apa maunya. Efektif sekali. Itulah insan luar biasa. Itulah Panglima Besar Jendral Sudirman.*
Saat ini. Portofolio usaha makin susah dipahami. Tak cukup hanya melakukan sinkronisasi antara kandisi urat nadi usaha (arus kas) mikro dengan kondisi makro bahkan global. Begitu dinamisnya, begitu cepat berubah dan beragam. Saat ini adalah saat pembelajaran bukan hanya kemampuan adaptasi dengan kondisi, tapi juga belajar dalam kendali mengelola emosi usaha. Antara konsolidasi dan ekspansi satu irama.
Misal saja, ada 1 komoditas satu sisi naik harga, tapi sisi lain turun harga sekalipun satu wilayah. Misal saja CPO, antara PKS satu beda dengan yang lain. Di antara 15 PKS dalam 1 daerah ada yang sedang naik harga, tapi ada juga yang menurunkan harga. Bahkan dalam satu PKS dalalm waktu seminggu bisa menaikkan harga bahn baku bisa 3x tapi juga menurinkan harga 2x. Kali ini benar - benar unik.
Itu semua terjadi karena hasil ramuan kondisi global. Ada ketegangan yang berlarut antar negara dan bahkan kawasan. Misal saja AS dan RRC perang dagang belum reda, ditambah AS dengan Iran, ditambah lagi India dan Malaysia dan antara Indonesia dengan Cina. Tentu dampak imbasnya sangat meluas. Salah satunya jadlah sangat fluktuatif harga komoditas akibat fluktuatifnya keadaan. Diam bisa tertinggal, tapi kalau maju gegabah bisa terjebak masalah.
Jika salah strategi maka alamatnya jelas kemana. Tak cukup hasil analisa data karena sangat dinamis. Tapi jauh lebih penting mengedapankan kepekaan intuisi ketajaman naluri. Refleks karena terlalu sering memutuskan kebijakan yang beresiko tinggi. Sehingga dididik oleh keadaan dinamikanya yang berlarut hingga jangka panjang. Selalu ditempa oleh keadaan yang membuatnya harus mampu adaptasi dengan segala kondisi sehingga tetap bisa terkendali.
Salam Adaptif Kondisi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
*Ibaratnya, tak harus dikatakan atau dilakukan baru bisa dianalisa sebagai fortolio bahan keputusan beresiko tinggi. Tapi sudah tahu apa yang dipikirkan orang lain dan tahu keadaan yang tak terjangkau oleh pandangan mata sekalipun. Orang lain baru berpikir mau melakukan, tapi beluau sudah menjalani duluan. Tanpa dikatakan dan dilakukan tapi sudah tahu apa yang dipikirkan, sehingga tinggal disuplai apa maunya. Efektif sekali. Itulah insan luar biasa. Itulah Panglima Besar Jendral Sudirman.*
Saat ini. Portofolio usaha makin susah dipahami. Tak cukup hanya melakukan sinkronisasi antara kandisi urat nadi usaha (arus kas) mikro dengan kondisi makro bahkan global. Begitu dinamisnya, begitu cepat berubah dan beragam. Saat ini adalah saat pembelajaran bukan hanya kemampuan adaptasi dengan kondisi, tapi juga belajar dalam kendali mengelola emosi usaha. Antara konsolidasi dan ekspansi satu irama.
Misal saja, ada 1 komoditas satu sisi naik harga, tapi sisi lain turun harga sekalipun satu wilayah. Misal saja CPO, antara PKS satu beda dengan yang lain. Di antara 15 PKS dalam 1 daerah ada yang sedang naik harga, tapi ada juga yang menurunkan harga. Bahkan dalam satu PKS dalalm waktu seminggu bisa menaikkan harga bahn baku bisa 3x tapi juga menurinkan harga 2x. Kali ini benar - benar unik.
Itu semua terjadi karena hasil ramuan kondisi global. Ada ketegangan yang berlarut antar negara dan bahkan kawasan. Misal saja AS dan RRC perang dagang belum reda, ditambah AS dengan Iran, ditambah lagi India dan Malaysia dan antara Indonesia dengan Cina. Tentu dampak imbasnya sangat meluas. Salah satunya jadlah sangat fluktuatif harga komoditas akibat fluktuatifnya keadaan. Diam bisa tertinggal, tapi kalau maju gegabah bisa terjebak masalah.
Jika salah strategi maka alamatnya jelas kemana. Tak cukup hasil analisa data karena sangat dinamis. Tapi jauh lebih penting mengedapankan kepekaan intuisi ketajaman naluri. Refleks karena terlalu sering memutuskan kebijakan yang beresiko tinggi. Sehingga dididik oleh keadaan dinamikanya yang berlarut hingga jangka panjang. Selalu ditempa oleh keadaan yang membuatnya harus mampu adaptasi dengan segala kondisi sehingga tetap bisa terkendali.
Salam Adaptif Kondisi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
Comments
Post a Comment