Skip to main content

Pesan Untuk Pemuda Masa Depan

ANGGAPAN HANYALAH HAMBATAN

Pesan saya ke semua karyawan ; Perhatikan dan renungkan lalu analisa agar punya sikap dasar jika mau berbuat. Kita dulu membeli benih atau bibit lalu kita besarkan. Terus kita beli lahan lalu buat menanam bibit tersebut hingga besar. Jangan sampai setelah besar dibiarkan tak tetawat lalu tidak iuran buahnya untuk mengembalikan total modal investasinya, akhirnya pohon tersebut cuma numpang tulang kawan pohon - pohon lainnya, numpang nama saja.
Dan jika ada yang berbuah jangan pernah sekalipun saya dapat laporan atau melihat ada buah tercecer tak terpanen lalu terjual, itulah salah satu sebab Tuhan marah lalu kita dapat kesulitan akibat ingkar terhadap rahmat Nya . Belajar menghargai atas penghargaan Tuhan kepada kita berbentuk kesempatan dan rejeki. Pesan singkat saya ke semua pekerja, yang niat saya membangun karakater SDM di internal usaha saya. Masih saja menuai pro kontra, yang kontra katanya saya terlalu sempurna harapannya atau kadang menganggap kikir.

 Walaupun itu semua demi masa depannya. Tapi bagi yang dasarnya suka menikmati proses menuju kemajuan justru senang. Hingga kadang saya harus masuk ke tengah lahan sensus pohon yang saya anggap kurang kontribusinya dibanding pohon lainnya. Kadang saya memungut buah tercecer di kebun atau buah jeruk maupun buah naga terselip matang karena lupa tak terpanen.

Semua saya lakukan agar semua punya karakater integritas yang baik, pintar memainkan kiprahnya di lapangam dan trampil hidup menghidupi dirinya sendiri. Merekalah aset ternahal atau sawah tersubur bagi saya. Cepat lambat akan tahu manfaatnya.


 Hanyalah masalah waktu saja. Bagi saya itu bagai rujak enak saja, ada asin pedas dan kecut teramu jadi nikmat. Besar harapan saya, semua pekerja di usaha saya kelak minimal jadi saya juga bisa jadi Pak Tani/Wirausahawan mandiri.

Kalaupun itu dianggap sulit mereka semua kelak punya double income. Dari gaji dan kebunnya sendiri. Bagi yang sulit mewujudkan maka saya bantu tabungkan atau utang diangsur dari gaji dan hasil kebunnya. Atau bonus tiap bulan prestasi atau setelah 5 tahun setia produktif intinya dituntun.

Bagaimana ke sesama petani atau publik, utamanya kawula muda harapan bangsa ?

Samas saja, tiada henti dan seolah tiada lelah menulis dan membuat foto video lalu saya bagikan ke publik. Karena bangsa ini butuh partisipasi konkret meluas dari masyarakatnya, secara kiprah nyata. Karena saya mencintai lahir bathin ke semuanya tanpa kecuali. Tentu ada pro kontra.

 Itu hal biasa. Hanya bagai bumbu penyedap agar makin semangat menyantapnya saja. Yang kontra mungkin dianggap pamer/riya atau apapunlah.

Yang pasti Tuhan lebih adil dari mereka itu, biar Tuhan kelak yang menghakimi, bukan sesama manusia. Tentu yang pro banyak juga hingga saya sering dapat apresiasi silaturahmi, paket , tulisan, video dan lainnya. Bahkan hingga jadi beberapa buku hal saya. Semua bagai keluarga, sahabat dan komunitas baru. Wayan Supadno
 Pak Tani

Comments

Popular posts from this blog

Silahkan Impor, Tapi Perhatikan Juga Dampaknya

MENGURAI DAMPAK IMPOR Wayan Supadno Sesungguhnya ekspor impor adalah hal biasa karena hanyalah proses perdagangan antar negara karena tak kan mungkin satu negara mampu memenuhi semua kebutuhannya oleh dirinya sendiri (total swasembada). Pasti sebagian kebutuhannya harus tergantung dari negara lain (impor). Hanya akan jadi masalah jika nilai impornya lebih besar dari nilai ekspornya. Defisit. Cadangan devisa beresiko. Proses terjadinya impor normatif akibat dari banyak hal. Di antaranya saat daya pasokan kurang dibandingkan jumlah kebutuhan, saat harga impor jauh lebih murah dari pada harga barang yang ada di dalam negeri.  Tentu menjadikan hal tersebut berdampak bukan hanya pada neraca perdagan saja. Tapi juga berdampak pada makin meluasnya angkatan kerja di luar negeri. Sekaligus menyempitkan angkatan kerja di dalam negeri terkait barang tersebut. Pernyataan di atas dulu sering kali disampaikan oleh Bp BJ Habibie. Contoh sedehananya : 1. Gula, kita impor 7 juta to...

Dampak Inflasi terhadap Iklim Usaha

PROBLEMATIKA IKLIM USAHA Prinsipnya, saya pribadi sangat memahami jika pemerintah berusaha mengendalikan agar harga pangan stabil tetap bisa kompetitif murah wajar. Agar inflasi tidak naik yang berdampak pada proses mengerek interest rate (suku bunga) bank. Dampak lanjutannya biaya produksi naik akibat upah kerja yang minta naik. Ekstrimnya lagi jika inflasi naik maka angka kemiskinan sulit diturunkan. Makin tidak kompetitif lagi. Kondisi seperti ini pasti sangat dihindari oleh semua pemimpin. Fokus pada biaya pembiayaan yang kalau diaudit selama ini paling besar kontribusinya menaikkan angka inflasi adalah sektor pangan dan transportasi (BPS). Sehingga sering langkah cepatnya dengan cara impor pangan murah agar kembali turun. Inflasipun kembali stabil. Di balik proses itu semua, adanya harga pangan naik sesungguhnya karena jumlah pasokan (produksi) lebih sedikit dibanding permintaan pasar atau karena harga di dalam negeri jauh lebih mahal dari harga di luar negeri. Singkatn...

Bagaimana agar Bisnis Optimal ?

OPTIMALISASI PELUANG PADA RUAS - RUAS BISNIS Sekitar 1,5 tahun lalu, salah satu perusahaan besar sehat dan sudah _Tbk_. Mengadakan acara rapimnas sekaligus rakornas para penelitinya. Kebetulan saya dapat undangan ngisi acara diskusi hal pupuk hayati. Sungguh proses pembelajaran ilmu hikmah. Arus kas nya dibuka sehingga tahu persis cabang usaha mana yang paling produktif dan cabang usaha mana yang masih jadi benalu. Di antara yang memberi kontribusi diurai lagi secara hukum pareto., ketemulah yang paling besar kontribusinya. Pada kebunnya yang luas tersebut ternyata kontribusi terbesarnya dari pupuk hingga 60% nya dari total biaya produksinya. Lalu dibuatlah perusahaan yang tupoksinya membuat formula kebutuhan pupuk kimia, impor bahan jadi distop beralih membuat formula sendiri dan memelihara sapi sebagai pabrik pupuk organik. Hasilnya bisa menekan biaya lagi hingga 30% dibanding beli yang sudah jadi siap aplikasi. Bahkan kapasitas produksi pabrik formulanya ditingkatkan guna...