Ilmu HIKMAH DARI MASA LALU HAL RUSH
Sering dan suka sekali saya baca buku rangkaian sebuah kisah. Atau bahkan menyimak kejadian ke kejadian. Karena di situlah dapat ilmu hikmahnya. Ilmu hikmah itulah tak selamanya teruraikan dengan detail pada buku - buku teori. Tiap kejadian pasti meminggalkan banyak ilmu hikmah, jadi bahan pembelajaran untuk jadi bekal ilmu memyempurnakan pada kisah di masa depan.
Termasuk dalam sebuah buku yang mengisahkan bagaimana asal usul BCA tumbang lalu menyeret aset yang paling produktif saat itu, karena aset tersebut jadi bahan jaminan/kolateral dalam mengatasi kesulitan likuiditas di BCA. Aset tersebut tak lain kebun sawit milik Bp Sudono Salim sedang menjelang puncak panennya. Akhirnya jadi sesal, aset nasional jadi milik PMA Malaysia. Terjadi karena masyarakat resah gegabah, rush..
Dikisahkan dalam sebuah buku, tahun 1998 saat krisis moneter. Diisukan bahwa Bp Sudono Salim pemilik/pendiri bank BCA meninggal dunia. Masyarakat panik lalu mencari aman. Semua yang punya tabungan antri di ATM BCA untuk menarik secara terburu - buru dan sebanyak mungkin ( _rush_ ). Rush itu skala nasional. Antri di ATM BCA yang panjang terjadi di mana - mana.
Apapun banknya jika kena infeksi penyakit rush cash pasti tumbang. Termasuk BCA. Karena dana masyarakat yang dipercayakan ke BCA wujud tabungan maupun deposito sebagian besar telah dipasarkan lagi (kredit) ke pihak lain. Bukan ada tunai di bank. Tentu tidak cukup dari kontan yang ada. Itu bahasa sederhananya.
Rush adalah penyakit paling berbahaya jika menyerang stok apapun juga itu. Baik barang maupun dana segar. Apalagi jika masyarakat tahu yang diisukan stok mau habis adalah barang sangat terbatas jumlahnya karena impor dari negara lain misalnya. Akan makin keras proses rush nya karena sudah masuk ranah emosi publik.
Lalu, kita simak beberapa hari ini. Bahan - bahan sembako mulai jadi bahan target untuk dilakukan rush. Utamnaya yang impor misal gula, bawang putih atau makanan siap saji misal mie instan yang dianggap bahannya jumlah terbatas. Maka makin keras proses rush nya. Lalu makin panik lagi dan makin rush lagi. Akhirnya stoknya benar - benar tidak cukup. Akibat isu Virus Corona.
Sekalipun penyakit karena bakteri dan jamur hampir selalu ada obat pembasmi cepatnya. Tapi hingga detik ini belum ada obat yang mampu mengatasi/membasmi penyakit karena virus yang menginfeksi hewan, tumbuhan dan manusia. Ternasuk virus corona. Solusi bijaknya tenang bijak cerdas menguasai diri, meningkatkan daya tahan tubuhnya.
*Hal tak kalah pentingnya harus menguasai diri dan menahan diri agar tidak jadi agen multiplier effect negatifnya rush ke sembako misal seperti kisah rush BCA di atas. Jika sembako di rush akan jadi masalah baru lagi. Harga bisa meledak mahal membawa naiknya inflasi dan seterusnya. Mari kita cegah. Agar tidak sesal lagi.*
Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani
Sering dan suka sekali saya baca buku rangkaian sebuah kisah. Atau bahkan menyimak kejadian ke kejadian. Karena di situlah dapat ilmu hikmahnya. Ilmu hikmah itulah tak selamanya teruraikan dengan detail pada buku - buku teori. Tiap kejadian pasti meminggalkan banyak ilmu hikmah, jadi bahan pembelajaran untuk jadi bekal ilmu memyempurnakan pada kisah di masa depan.
Termasuk dalam sebuah buku yang mengisahkan bagaimana asal usul BCA tumbang lalu menyeret aset yang paling produktif saat itu, karena aset tersebut jadi bahan jaminan/kolateral dalam mengatasi kesulitan likuiditas di BCA. Aset tersebut tak lain kebun sawit milik Bp Sudono Salim sedang menjelang puncak panennya. Akhirnya jadi sesal, aset nasional jadi milik PMA Malaysia. Terjadi karena masyarakat resah gegabah, rush..
Dikisahkan dalam sebuah buku, tahun 1998 saat krisis moneter. Diisukan bahwa Bp Sudono Salim pemilik/pendiri bank BCA meninggal dunia. Masyarakat panik lalu mencari aman. Semua yang punya tabungan antri di ATM BCA untuk menarik secara terburu - buru dan sebanyak mungkin ( _rush_ ). Rush itu skala nasional. Antri di ATM BCA yang panjang terjadi di mana - mana.
Apapun banknya jika kena infeksi penyakit rush cash pasti tumbang. Termasuk BCA. Karena dana masyarakat yang dipercayakan ke BCA wujud tabungan maupun deposito sebagian besar telah dipasarkan lagi (kredit) ke pihak lain. Bukan ada tunai di bank. Tentu tidak cukup dari kontan yang ada. Itu bahasa sederhananya.
Rush adalah penyakit paling berbahaya jika menyerang stok apapun juga itu. Baik barang maupun dana segar. Apalagi jika masyarakat tahu yang diisukan stok mau habis adalah barang sangat terbatas jumlahnya karena impor dari negara lain misalnya. Akan makin keras proses rush nya karena sudah masuk ranah emosi publik.
Lalu, kita simak beberapa hari ini. Bahan - bahan sembako mulai jadi bahan target untuk dilakukan rush. Utamnaya yang impor misal gula, bawang putih atau makanan siap saji misal mie instan yang dianggap bahannya jumlah terbatas. Maka makin keras proses rush nya. Lalu makin panik lagi dan makin rush lagi. Akhirnya stoknya benar - benar tidak cukup. Akibat isu Virus Corona.
Sekalipun penyakit karena bakteri dan jamur hampir selalu ada obat pembasmi cepatnya. Tapi hingga detik ini belum ada obat yang mampu mengatasi/membasmi penyakit karena virus yang menginfeksi hewan, tumbuhan dan manusia. Ternasuk virus corona. Solusi bijaknya tenang bijak cerdas menguasai diri, meningkatkan daya tahan tubuhnya.
*Hal tak kalah pentingnya harus menguasai diri dan menahan diri agar tidak jadi agen multiplier effect negatifnya rush ke sembako misal seperti kisah rush BCA di atas. Jika sembako di rush akan jadi masalah baru lagi. Harga bisa meledak mahal membawa naiknya inflasi dan seterusnya. Mari kita cegah. Agar tidak sesal lagi.*
Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani
Comments
Post a Comment