Skip to main content

PERAN C ORGANIK DAN BIOPESTISIDA


Hampir bisa dipastikan saat musim hujan dengan kelembaban tinggi seperti saat ini hama penyakit antri mengganggu tanaman budi daya petani. Apalagi jika tanaman tersebut tanpa memakai herbisida dan pestisida kimia, ini makiin disukai hama karena aroma racun dari logam berat yang bisa membunuhnya tidak ada pada area tersebut.

Contoh konkretnya ; blas pada padi. Antraknosa (patek) dan virus gemini pada cabe. Plamodiphora brassicae (akar gada) pada kubis - kubisan, wortel dan lainnya. Ganoderma pada sawit. Layu fusarium pada tomat dan sayur lainnya. Jamur akar putih pada singkong dan karet. Tentu masih banyak lagi penyakit yang kadang jadi penyebab gagalnya bertani.

Beda lagi bagi petani inovatif yang punya filosofi hidupnya bahwa di balik ancaman serius musim hujan lembab tinggi jadi media biak ideal bagi berbagai strain mikroba patogen sesungguhnya adalah peluang emas untuk dapat produktivitas tinggi dengan harga tinggi pula akibat rendahnya daya pasokan ke pasar. Rendah pesaing akibat banyak yang takut menanam dan yang menanam banyak yang gagal akibat kuatnya serangan penyakit. Berbiak massal saat hujan lebat kelembaban tinggi.

Biasanya petani inovatif di berbagai negara maju melakukan remediasi lahan terlebih dulu yaitu menetrallakn pH tanah sekitar 6 - 7 dengan dolomit, menaikkan kadar c organik sebagai media biaknya mikroba sekaligus nyawanya tanah dan indikator kesuburan tanah ideal minimal 4%.  Menebar/menyemprot biang strain mikroba penghambat/pembunuh mikroba patogennya secara alami. Di antaranya Trichoderma, Bacillus dan Pseudomonas.

Begitu juga hampir bisa dipastikan, blok kebun kelapa sawit yang jadi tempat pembuangan limbah padat maupun cair (kaya kadar C organik dan C/N rasionya) selalu jauh lebih nampak sehat subur dan produktif sawitnya. Apalagi jika area tersebut dibiakkan biang mikroa (pupuk hayati) sebagai mitra hidup usahanya petani. Sehingga kebutuhan unsur hara tertentu P dan K hanya sedikit saja agar neraca haranya tetap terjaga saja.

Dampaknya biaya produksi (harga pokok produksi / HPP) pada blok tersebut sangat - sangat rendah dibanding blok - lain yang tanpa perlakuan serupa sebagai kontrol pembandingnya. Bahkan siapapun yang menjabat sebagai Asisten atau Mandor Kebun pada blok tersebut selalu prestasinya terbaik. Andaikan yang bersangkutan baru lulus D3 /Politeknik kemaren sore diwisuda bahkan tanda tangan Rektor pada ijazahnya " belum keringpun " . Nilainya biasa saja di kampusnya, tetap dia jadi Sang Juara produktivitasnya di lapangan.

Apalagi pada blok yang tinggi kadar c organik tersebut dengan C/N rasio ideal ditambah biang mikroba Trikoderma, Bacillus dan Pseudomonas. Nyaris jauh dari ancamam jamur mematikan sawit yaitu Ganoderma. Sehingga tidak lagi butuh berbagai program pembiayaan untuk belanja fungisida kimia sintetis yang tentunya makin mahal harganya karena bahan bakunya impor. Lagi - lagi menekan HPP dan menaikkan laba karena meniadakan anggaran pestisida kimia.


Oleh;
Wayan Supadno
Pak Tani

Comments

Popular posts from this blog

Dampak Inflasi terhadap Iklim Usaha

PROBLEMATIKA IKLIM USAHA Prinsipnya, saya pribadi sangat memahami jika pemerintah berusaha mengendalikan agar harga pangan stabil tetap bisa kompetitif murah wajar. Agar inflasi tidak naik yang berdampak pada proses mengerek interest rate (suku bunga) bank. Dampak lanjutannya biaya produksi naik akibat upah kerja yang minta naik. Ekstrimnya lagi jika inflasi naik maka angka kemiskinan sulit diturunkan. Makin tidak kompetitif lagi. Kondisi seperti ini pasti sangat dihindari oleh semua pemimpin. Fokus pada biaya pembiayaan yang kalau diaudit selama ini paling besar kontribusinya menaikkan angka inflasi adalah sektor pangan dan transportasi (BPS). Sehingga sering langkah cepatnya dengan cara impor pangan murah agar kembali turun. Inflasipun kembali stabil. Di balik proses itu semua, adanya harga pangan naik sesungguhnya karena jumlah pasokan (produksi) lebih sedikit dibanding permintaan pasar atau karena harga di dalam negeri jauh lebih mahal dari harga di luar negeri. Singkatn...

Hindari Hal Ini Agar Terhindar Dari Banjir

Sebuah Percikan Permenungan: JANGAN MERUSAK LINGKUNGAN! Banjir di Jabodetabek kembali hadir menyambut datangnya tahun 2020. Dampak banjir ini sudah menelan korban jiwa sebanyak 9 orang wafat dan ribuan yang mengungsi di berbagai tempat serta kerugian harta benda. Sebab musabab musibah banjir pun menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi (80%) material Reklamasi Teluk Jakarta yang diambil di Bogor, buruknya manajemen drainase, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan pembangunan yang tak ramah lingkungan diperkirakan berkontribusi menjadi faktor penyebab  banjir tersebut selain tingginya curah hujan di Jabodetabek. Ada baiknya, kita semua melakukan introspeksi untuk  merenungkan "Warning" dari Penguasa Alam Semesta ini, "Laa tufsidu fil ard". Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi! Curah hujan yang tinggi  bukanlah alasan utama penyebab banjir karena pada hakekatnya air hujan diturunkan ...

Ideoligi Pancasila dalam Teori Analisis Sistem Politik

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Indonesa sebagai Negara yang merupakan salah satu dari sekian banyak Negara di dunia yang menganut system Demokrasi. Karena Negara demokrasi telah di anggap sebagai sebuah ideology yang pantas di terapkan di Negara yang sudah berusia 69 tahun ini, sehingga rakyat adalah sumber kekuatan terbesar dalam Negara Demokrasi. Sebagaimana selogannya “Dari Rakyat, oleh Rakyat dan Untuk Rakyat”, sehingga untuk menentukan pemimpin di tingkat daerah, provinsi maupun pusat ada proses pemilihan yang dilakukan langsung oleh rakyat itu sendiri atau biasa disebut Pemilu. Dalam pemilu terakhir kemarin yaitu pada masa pemilihan Presiden 2014, banyak polemic di tubuh Negara Indonesia. Khususnya terkait masalah hukum atau undang-undang yang terkait pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Dan hingga saat ini pergulatan yang belum selesai di tubuh parlemen kita yakni dua kubu yang semasa pemilu presiden 2014 belum mampu berdamai juga. Ku...